Museum Kretek Kudus sebagai salah satu daya tarik pariwisata daerah menjadi tujuan wisata alternatif saat liburan di wilayah Pantura Timur Jawa Tengah.

Lokasi museum ini tak terlalu sulit untuk dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun umum. Kota Kudus terletak 50 km timur Kota Semarang. Setidaknya bisa menghabiskan waktu kira-kira satu jam perjalanan.
Ketika saya ke sana, kondisinya tampak begitu kumuh dengan banyak sampah berserakan di kompleks bangunan utamanya. Di bagian dalam meski bersih secara keseluruhan, tetapi terlihat ‘kurang sentuhan tangan’ alias tidak sering dibersihkan.
Saat berkesempatan mampir sebentar di Museum Kretek pada Juli 2015, sebagai destinasi wisata, museum masih diminati pengunjung yang kebanyakan keluarga dan kelompok anak sekolah. Selain itu tampak juga sejumlah kelompok dewasa dari luar kota.
Lahan parkir untuk kendaraan cukup luas bisa untuk bus rombongan dan berjajar mobil pribadi dan travel. Di sisi lainnya ada deretan parkir sepeda motor. Sayangnya, sebagian lahan parkir masih berupa tanah dengan rerumputan yang gundul di beberapa bagiannya, meski areal yang lebih luas sudah menggunakan konblok.
Hanya membayangkan saja, kalau musim kemarau tiba debu bakal beterbangan dari tanah yang koyak, kalau pas musim hujan bisa dipastikan becek sana-sini. Harapannya rumput tumbuh subur biar air mudah diserap saat musim hujan dan mengurangi debu saat kemarau.
Tentang Museum
Museum Kretek merupakan tempat yang dibangun untuk menunjukkan industri kretek berkembang sangat pesat di Tanah Jawa khususnya di Kota Kudus. Museum ini memperkenalkan sejarah kretek hingga proses produksi rokok kretek, mulai dari pembuatan secara manual hingga menggunakan teknologi modern.

Museum dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus dengan jam operasional Senin hingga Minggu mulai pukul 07.30 – 16.00 wib dengan tiket masuk Rp2.000 per orang. Pengunjung dengan kendaraan bermotor membayar parkir Rp2.000 dan mobil Rp5.000 sekali kunjungan.
Dengan tiket masuk yang tergolong murah, selain menikmati museum, pengunjung bisa juga mencoba bioskop mini 3D, mini waterboom, juga mengajak anak untuk mini outbond. Sayangnya, kompleks museum kurang dijaga keberaihannya, apalagi di luar museum tampak sampah berserakan.
Sementara itu, di dalam museum, pengunjung bisa menikmati koleksi berkaitan dengan industri kretek dan sekilas mengenai sejarah kretek di wilayah Kudus, antara lain perjalanan singkat Nitisemito sang pioneer industri kretek sekaligus pemdiri Pabrik Rokok Bal Tiga.
Koleksi lain yang dipajang yakni sampel tembakau kering di antaranya tembakau Bojonegoro, Madura, dan Muntilan dari jenis Kasturi, Jawa, hingga Virginia.
Ada juga peralatan tradisional mengolah tembakau dan membuat rokok kretek, foto para pendiri pabrik kretek di Kudus, hingga diorama proses pembuatan rokok kretek.
Informasi lainnya, museum di Jl. Pattimura ini didirikan di atas lahan 3,5 hektar atas prakarsa Soepardjo Roestam, Gubernur Jateng, pada 3 Oktober 1986.
Bangunan Museum Kretek yang berdiri di atas areal seluas 2 hektare. Di depannya ada dua bangunan terpisah berasitektur rumah adat Kudus dan surau gaya Kudus.
Museum itu didirikan dengan tujuan untuk menunjukan bahwa krete berkembang sangat pesat di Jawa, khususnya di kota Kudus. Di dalam museum bisa ditemukan siapa saja tokoh-tokoh yang berperan besar dalam memajukan bisnis rokok khususnya kretek di Indonesia.
Interior museum dipenuhi dengan patung-patung dan berbagai macam perlengkapan pembuatan rokok. Patung-patung itu adalah hasil karya seniman-seniman Kudus, khususnya dari kalangan pendidik.
Museum Kretek terletak di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati Kudus, Kabupaten Kudus tidak jauh dari jalan utama perbatasan Kudus dan Demak.
Saat singgah di Kudus, jangan lupa untuk mencicipi Soto Daging Kerbau, sedangkan dalam perjalanan jika ke arah Semarang bisa sejenak singgah di Masjid Agung Demak dan menikmati kuliner Garang Asem di dekat Alun-alunnya.