Bulan lalu, untuk pertama kalinya, saya berkesempatan mengunjungi salah satu wilayah pusat di Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Kota ini memiliki sebutan Kota Seribu Sungai karena sejumlah sungai mengalir di wilayah ini. Tentu saja yang paling dikenal sungai Barito.
Dalam catatan wikipedia, Banjarmasin merupakan pusat kegiatan wilayah atau pusat pemerintahan di bagian Kalsel. Catatan lainnya menyajikan deretan perubahan penamaan Banjarmasin yang jika diantikan dalam Bahasa Jawa memiliki makna taman asin.

Setidaknya, catatan wikipedia menyebutkan lebih dari 30 pelafalan nama kota inti di Kalsen ini. Beberapa di antaranya Benjar, Benjarsen, Bandjer Massing, Bagnar Mesin, bahkan hingga Tathalmasin. Detilnya bisa dicek di sini [Penyebutan Kota Banjarmasin yang pernah digunakan]
Saya berangkat dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng menuju Bandara Syamsudin Noor di (Banjarmasin) Kalsel. Saya pikir bandara itu benar-benar di wilayah Banjarmasin, ternyata saya salah. Dari sini saya sadar, tidak semua semudah mengunjungi daerah di pulau Jawa :p

Bandara Syamsudin Noor letaknya di Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, 25 km dari pusat Kota Banjarmasin. Sementara itu, Banjarmasin itu sendiri berada 10 km di selatan-barat dari Banjarbaru. Agenda yang awalnya mau ketemuan dengan teman di Banjarbaru akhirnya pupus karena ternyata tidak dekat dengan Banjarmasin. Ealah hahaha..
Cukuplah dua hari satu malam saya menginap di Banjarmasin bersama mini rombongan sebuah bank syariah dari Jakarta. Untuk mencapai hotel di pusat kota Banjar, kami menumpang mobil jemputan dengan perkiraan 2 jam perjalanan dari bandara.


Jalan dari bandara ke Banjarmasin cukup bersahabat lah, kadang sempit dan ramai, seringkali melewati jalan luas namun sepi. Jalan tidak selalu mulus, musim kering menyumbang debu beterbangan.

Di tengah perjalanan tentu saja mampir mencari kuliner khas daerah. Tepat sekali memilih soto dan sate banjar, apalagi saat itu sehabis turun hujan. Rasanya soto tak pernah salah.
Karena agenda dua hari yang padat, sebagai anak dolan, saya cukup berpikir keras untuk bagaimana caranya tetap bisa mengunjungi Sungai Barito dan jembatan legendanya, Pasar Apung, Pasar Antarasi. Sayang sekali saya gagal 😀
Saya hanya bisa menyempatkan diri ngebolang sebentar, waktunya mepet sekali.
- Jembatan Barito. Jembatan ini kini merupakan salah satu aset wisata daerah setempat. Merupakan jembatan terpanjang di Kalimantan yang menghubungkan provinsi Kalsel dan Kalteng.
- Soto Banjar Bang Amat. Salah satu tujuan kuliner untuk menikmati makanan khas daerah. Selain soto dan sate banjar, minumannya juga teh asli daerah setempat.
Soto Banjar - Kawasan Wisata Kuliner Pengkor. Tempat semacam food court atau pujasera yang menjadi tujuan anak muda atau mahasiswa di sekitar Kampus Universitas Hasanudin. Intinya tempat makan & sekadar nongkrong minum susu jahe.
rame, bisa nonton bareng, ada layar gedee