Lereng Lawu masih menyisakan sejarah Hindu dengan bukti peninggalan candi yang masih ada sampai sekarang. Adalah candi Sukuh, terletak di lereng barat Gunung Lawu pada ketinggian 910 meter di atas permukaan laut.

November 2011 lsaya berkesempatan kesana. Candi ini berada di kompleks yang terjaga rapih ini berada di Desa Mberjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mendapat sebutan The Last Temple karena usai runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad XV tidak ada lagi pembuatan candi. Sukuh menjadi saksi terakhir kejayaan Hindu di Jawa.
Candi Sukuh, Sejarah Peradaban Hindu ke Islam
Berdiri di daerah pegunungan yang sejuk, bangunan candi Sukuh berupa punden berundak terdiri tiga tiga trap. Setiap trap terdapat tangga dengan suatu gapura. Gapura satu an yang lain berbeda bila dibandingkan dengan gapura umumnya candi di Jawa Tengah. Bentuk bangunannya mirip candi Hindu dipadu kebudayaan Megaliticum.
Teras atau undak pada candi ini diawali dengan bangunan gapura yang bernama Paduraksa berhias kala berjanggut panjang, konon, relief yang tidak ditemui di candi-candi Hindu lainnya. Sisi kanan dan kiri gapura terpahat relief yang menggambarkan seorang berlari menggigit ekor ular naga yang melingkar. Di atasnya terdapat relief makhluk mirip manusia tengah sedang melayang dan relief seekor binatang melata.

Undak kedua terdapat gapura yang tidak utuh lagi. Gapura ini dulunya berbentuk gapura bentar.
Undak ketiga berupa kompleks candi induk dan merupakan kawasan paling suci. Untuk memasuki teras ketiga harus melewati gapura yang tidak utuh.

Candi induk yang terletak di barisan paling belakang, menghadap ke barat, berbentuk piramida yang terpancung bagian atasnya. Candi induk ini berukuran 15 x 15 meter. Di atas bangunan ini diperkirakan ada bangunan candi yang terbuat dari kayu. Perkiraan berdasarkan sisa-sisa umpak batu pada bagian atas candi.

Di kompleks ini juga terdapat arca binatang berupa kura-kura, garuda, dan gajah, arca tokoh raksasa yang tak dikenal, dan Dwarapala. Tiga arca kura-kura sebagai lambang dari dunia bawah yakni dasar gunung Mahameru. Kisah tersebut berkaitan dengan kisah suci agama Hindu ketika dewa Wisnu menjelma sebagai kura-kura raksasa untuk membantu para dewa-dewa lain mencari air kehidupan.

Pada salah satu arca garuda terdapat prasasti berangka tahun 1363 Caka atau 1441 Masehi, dan 1364 Caka atau 1442 Masehi. Arca garuda berdiri dengan sayap membentang. Salah satu arca garuda itu ada prasasti menandai tahun saka 1363.

Juga terdapat prasasti yang menyiratkan bahwa Candi Sukuh dalam candi untuk pengruwatan, berupa prasasti yang diukir di punggung relief sapi.

Pada sisi kanan-kiri di depan candi induk terdapat relief yang menggambarkan cerita Sudhamala dan Garudeya yang mengisahkan tentang upacara suci ruwatan.

3 thoughts on “Candi Sukuh, Saksi Akhir Kejayaan Hindu di Jawa”