Bagi sebagian orang, rasa pedas menjadi sensasi ketika menyantap hidangan. Makanan dengan rasa panas cabai tersebut tentunya banyak ditemui di Yogyakarta meski dikenal dengan masakan gudeg dengan rasa manis.
Bagi pecinta makanan pedas, Anda bisa mampir di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan yang cukup dikenal sebagai daerah sentra kuliner Oseng Mercon yakni masakan potongan daging sapi, tetelan juga otot yang dimasak ungkep dengan bumbu rempah dengan penggunaan cabai dalam perbandingan ekstra.
Konon, dulunya oseng tetelan sapi dikenal dengan masakan sandung lamur.
Salah satu warung yang menjadi tujuan yakni warung Lesehan Bu Narti tepatnya disebelah kiri gang masuk SMA Muhamadiyah 5, Yogyakarta. Warung tersebut sudah berjualan sejak tahun 1996 meneruskan resep dari keluarga.
Oseng mercon masakan Narti memiliki rasa pedas yang membakar lidah. Namun, rasa pedas yang berani itu bersanding dengan rasa manis yang juga terasa disela rempah-rempah bercampur lemak tersebut.
Selain harus berani dengan rasa pedas, menikmati oseng mercon perlu keberanian berbahadapan dengan lemak daging sapi yang mendominasi piring oseng mercon. “Oseng mercon selain khas dengan pedas juga khas dengan koyor atau lemak sapi,” kata Narti, Senin (9/5/2011).
Banyaknya lemak sapi dalam sajian perlu diwaspadai karena jika menu terlalu lama didiamkan maka akan minyak dan lemaknya akan membeku dan mengurangi kenikmatan saat menyantapnya.
Bagi yang tertantang untuk berkuliner pedas oseng mercon, Lesehan Bu Narti buka dari pukul 17.00-23.00 WIB. Seporsi oseng mercon dengan nasi akan memuaskan lidah dengan harga Rp10.000. Beberapa menu lain yang tersedia yakni ayam, burung dara, iso babat, dan bebek bakar atau goreng.
*pernah dimuat di Harian Jogja*
ceritanina 