ini KATAKATA CERITA

aku, pijat, dan refleksologi

Duania pijat memijat, kerokan/kerikan, dan oles minyak angin telah menjadi bagian dalam diri saya. Pun demikian dengan refleksi, teknik pijat pengobatan alternatif dengan menekan titik-titik khusus dalam dunia kesehatan.

Seingat saya, berawal sekitar tahun 1994, saya ‘diperkenalkan’ dengan yang namanya pijat memijat untuk ke-enakan badan. Saya yakin, ketika usia bayi hingga balita saya sudah tidak asing dengan pemijat -dukun pijat bayi- seperti bayi di kampung pada umumnya.

Kembali ke soal waktu, saat itu kalau tidak salah saya kelas empat SD, sakit, tidak enak badan dan jadi ‘masuk angin’, karena otot punggung ketarik. Lupa bagaimana rincinya, bapak membawa saya ke tukang pijat di daerah Wonolobo, lebih kampung dari desa saya, kira-kira dua kilometer jaraknya.

Berbaring di bilik sederhana, kala itu kuingat sebagai awal mula ‘kedekatan’ dengan pijat dan antek-anteknya. Bisa jadi sejak saat itu, saya cukup akrab dengan pijat, hampir setiap kali tidak enak badan saya juga sering dipijat bapak, masuk angin dikerok bude, pilek diblonyo minyak bulik. Tentu saja, sering juga saya minum obat dan ke dokter. Perpaduan pengobatan yang sudah dilakukan sejak saya kecil.

Lalu tentang refleksologi, saya mulai merasakannya waktu kuliah sekitar tahun 2002/2003. Meski tidak sering ke salon refleksi tetapi ketertarikan saya sudah lebih dari sekedar menggunakan jasa tukang pencet titik syaraf yang paham rfleksologi. Selain itu, saya sendiri cukup penasaran dengan kata lain suka dengan dunia ini.

Buku mengenai pengobatan refleksologi pernah saya pinjam dari salah seorang tetangga. Selain itu saya juga tertarik dengan yang namanya herbal, meski hidup saya tidak herbal-herbal amat.

namana juga suka, jadinya saya sering keluar masuk tukang pijat satu dengan lainnya. coba refleksi satu ke refleksi lainnya. baca buku refleksi, pinjam buku refleksi dan juga cari tahu di internet. meski demikian, sampai sekarang saya tidak juga mahir menghafal titik-titik kesehatan peredaran darah khas refleksologi.

—sik ah kapan-kapan le ngrampungke

2 thoughts on “aku, pijat, dan refleksologi

Leave a comment