ini KATAKATA CERITA

tergesa-gesa

15.30 … sip, masih ada waktu setidaknya 1,5 jam sampai pukul 16.30

Bergegas dan meluncur liputan dari Tamansiswa ke Minomartani. Alamaaak jarah dua tempat ini saja memakan waktu 20 menit, apalagi jelang buka puasa kemacetan dimana-mana. Paling parah perempatan arah Concat.

[1] Satu perhitungan meleset. Perjalanannya saja maruk waktu. [2] Alamat yang dituju belum pernah didatangi, meski sudah kantongi catatan dan punya mulut tanya sana-sini.

Akhirnya sampai juga ke lokasi incaran liputan kuliner Phia Deva. Ternyata alamat yang banyak tertulis di internet sudah kadaluwarsa. berhubung usahanya maju pesat, alamat produksi pindah tempat. Dari Jalan Gabus ke Jalan Plosokuning.

[3] Pencarian yang meski hanya selisih dua gang tetapi tetap saja makan waktu. Sesampai di lokasi yang tepat, mata haus belanja makanan kering. Yah, malah belanja dulu dua toples kue kering. [4] Tidak perhitungan waktu malah turuti napsu, lagi-lagi waktu termakan kurang tepat.

Narasumber baik, bisa ngobrol cepat karena ada tamu. Tetapi setelah tamunya pulang, cerita berlanjut dan ada curhat kesuksesan pemilik usaha. [5] Teng waktu sudah menunjukkan pukul 16.35. Batas rencana waktu terlampaui.

Masih harus foto, dan ini memakan waktu lima menit saja. Selesai sudah liputan kuliner Phia Deva.

Eits, menurut rencana, setelah Phia Deva berlanjut menyusur Jalan Monjali , Jalan Sudirman, Jalan Sutomo, dan Jalan Tamansiswa. Tanya warung-warung yang buka saat lebaran.

Bayangpuuuun, Jalan-jalan itu menjelang jam buka puasa penuh dengan bau manusia lapaaaaar. Alhasil berhasil mampir ke empat resto Jalan Monjali dan satu resto Jalan Sudirman. Ngacir deh.

Cek SMS ah, takut ada yang hubungi selama liputan. Oh my God satu SMS masuk inbok. Redaktur nagih dua berita pendek. Biasanya sudah kuserahkan sehari sebelumnya, tapi kali ini belum. Semakin tergesa-gesa saya.

Setengah perjalanan dari Jlan Sudirman cek inbok lagi waktu mandeg bawah jembatan Lempuyangan nunggu kereta lewat. Lagi-lagi tagihan dua berita pendek. Duh, semakin kemrungsung.

Waktu sudah lebih dari batas waktuku yang 16.30. Ini sudah 17.45, prediksi yang meleset jauh.

Kembali tergesa-gesa. Alhasil mampir warnet sahaja untuk tulis dan kirim berita. Lagi-lagi, bahan tulisan pendek tak kebawa. Yaaaah nulis lagi deh.

Saat tergesa-gesa biasanya belepotan, tapi kali ini lancar nulis dan lancar nulis dan lancar nulis. Ah, bukan berarti perlu berterima kasih pada waktu ‘tergesa-gesa’. Tapi justru ngelus dada.

Tergesa-gesa kok jadi penyakit

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s